Banyak sedikitnya hasil panen madu sangat tergantung dari pengelolaan dan jumlah tumbuhan yang bunganya banyak mengandung madu di sekitar pusat peternakan lebah.
Di KUD Batu yang memiliki 625 koloni lebah, hasil madunya bisa mencapai 25 ton. Jumlah ini baru mencapai 75% dair target sebesar 33 ton per tahun. Rata-rata produksi madu KUD Batu mencapi 40 kg per stup per tahun. Produksi ini jauh lebih tinggi daripada rata-ratan produsi peternak lebah lain yang hanya berkisar 14-20 kg per stup, bahkan ada yang hanya 8 kg per stup.
Factor kesiapan lebah dalam musim panen madu sangat menentukan jumlah produksi, tetapi hal ini acap kali kurang diperhatikan peternak. Kesiapan koloni lebah didukung oleh jumlah lebah pekerja dalam satu stup. Agar koloni lebah lebih siap, lebah ratu yang kurang produktif perlu diganti dan pasokan pakan cadangan cukup tersedia. Jika tahapan penting ini dilakukan, resiko kegagalan panen madu akan bisa ditekan.
Peternak lebah di daerah yang memiliki tumbuh-tumbuhan yang berbunga sepanjang tahun atau setiap jenisnya berbunga secara bergiliran, sangat potensial sebagai daerah penghasil madu yang berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Contoh daerah ini adalah perkebunan kopi atau kapuk yang berdekatan dengan perkebunan kelapa, atau perkebunan kopi atau kapuk berdekatan dengan hutan. Di perkebunan kelapa atau daerah yang dekat dengan hutan, lebah bisa mendapatkan pakan dalam jumlah cukup sepanjang tahun. Peternak lebah di sini tidak perlu dipindah-pindah tempat untuk mengembangkan lebahnya. Panen raya madu berlangsung pada waktu musim bunga kapuk atau kopi
Madu cair dapat dibuat menjadi kental dengan jalan menyimpannya selama dua minggu di dekat kapur hidup atu menjemurnya sema seminggu dalam panic yang dijemur matahari. Madu disimpan dalam wadah yang kedap udara untuk mencegah keasaman.